Tanggal 30 November saya dan papa Ryer pergi ke dokter kandungan untuk memastikan apakah benar saya hamil atau tidak. Hal ini dikarenakan saya sudah telat dan hasil test pack (yang sudah dua kali dilakukan) menyatakan bahwa saya positif hamil. Hasil USG menyatakan ada kantung kehamilan yang tampak dan usia kehamilan sudah 4 minggu dan diestimasikan agustus awal akan lahir.
Saat saya tahu bahwa saya benar-benar hamil sehabis melakukan test pack, dunia saya terasa runtuh. Semua sepertinya di luar rencana saya. Saya kepikiran bagaimana nasib Ryer yang masih berusia 15 bulan, bagaimana jika perut saya membesar nanti sehingga saya kesulitan beraktifitas seperti biasa, bagaimana kami tidur nanti yang nantinya menjadi semakin sempit karna saya semakin membesar (karena kami tidur bertiga bersama Ryer), bagaimana kuliah saya nanti, bagaimana ini,,bagaimana itu...
Saya sempat merasa sangat shock, bahkan berdoa kepada Tuhan bila itu hanya mimpi, bahkan berharap Tuhan mau mengajaknya kembali padaNya... Itu adalah doa terburuk saya sepanjang hidup saya. Bahkan papa Ryer sampai berkata bahwa bagaimana jika itu terjadi dan Tuhan tidak akan memberikannya lagi?? Itu membuat saya merasa tertampar dan terdiam.
Tapi hari demi hari, papa Ryer terus menghibur saya dan meyakinkan saya bahwa adalah sangat baik bila Ryer punya adik sehingga dia ada teman bermain. Bahkan dia berharap bahwa adik Ryer yang akan lahir adalah seorang bayi perempuan. Bahkan dia sudah memikirkan nama yang akan diberikan.
Lama kelamaan saya sudah merasa bisa menerima kehamilan saya. Tapi, lama berselang, beberapa minggu kemudian, saya mengalami flek, ada bercak-bercak merah yang lama-lam berwarna kecokelatan pada dalaman saya. Hal itu pertama-tama terjadi di hari Senin. Pada hari Selasa, Saya dan Papa Ryer pergi untuk memeriksakan kandungan saya ke dokter. Dokter menyatakan bahwa kehamilan saya tidak berkembang. Seharusnya sudah ada janin yang tampak, bahkan seharusnya seminggu lagi sudah ada denyut jantungnya. Sayapun terdiam mendengar pernyataan sang dokter. Dokter menyarankan bahwa saya harus menjalani tindakan kuretase.
Tak pernah terbayang saya bahwa saya akan mengalami kejadian seperti ini. Apalagi harus menajalani kuretase yang saya tidak tahu seperti apa prosesnya. Saya sudah bisa menerima kehadirannya dalam diri saya, tetapi ternyata Tuhan mengambilnya kembali dari saya. Saya merasa menjadi seorang ibu yang benar-benar jahat sampai Tuhan menghukum saya....
Hari kamis, saya dan papa Ryer mendaftar ke rumah sakit untuk menjalani kuret. Kami masuk dari jam 8 pagi dan menunggu dokter yang kemudian baru tiba jam 1 siang. Saya ditempatkan di ruangan persis dimana dulu saya melahirkan Ryer. Bedanya adalah, 15 bulan yang lalu, di ruangan itu, ada yang kami tunggu-tunggu, sementara saat itu, saya terbaring dan tidak ada bayi yang kami tunggu-tunggu.
Saat dia ada, saya hampir merasa tidak peduli, tapi begitu dia pergi, saya merasa sangat kehilangan...
Sempat terpikirkan oleh saya bahwa Tuhan marah besar kepada saya dan sehingga Ia benar-benar melakukan apa yang saya minta saat itu. Saya pun menjadi takut jika apa yang diucapkan papa Ryer nanti menjadi kenyataan. Semoga saja itu tidak terjadi. Semoga saja, suatu hari nanti saya masih diberikan kesempatan untuk melahirkan adiknya Ryer...